Ga' pernah ada planing atau kefikiran mau ngetrip ke Toraja, selalu pengennya ke pulau jawa khususnya Jogja, tapi sudah di planing berkali-kali, berhari-hari bikin itinerary nya, eeeehhhh.... malah ga' jadi selalu gagal, bahkan sudah pernah beli tiket tapi karna ada sesuatu ga' jadi berangkat (hangus dah itu tiket).
Nah kata orang yang dadakan itu malah yang biasanya jadi, dan memang bener, itu lah yang terjadi trip 4 hari di Sulsel, planing awal kita mau ngetrip dari Balikpapan ke Tanjung dan Banjarmasin, hampir semingguan direncanain (akomodasinya) dan itu sudah benar-benar yakin banget bakal jadi, bahkan sudah ngebanyangin naik perahu di pasar apung Banjarmasin, tapi detik-detik terakhir rencana malah berubah, ini semua gara-gara godaan luar biasa dari tiket murah ke Makassar.
Setelah di obrolin dengan perasaan mantap, godaan ke Toraja lebih bikin mabuk kepayang, awalnya mau berangkat bertiga, tapi akhirnya hanya berdua. tiket dibeli hari itu juga dan besok sore pun berangkat, tanpa ada persiapan dan embel-embel yang berlebihan, hanya tas carier dengan alat perang selama 4 hari
|
Penampakan kota Makassar dari atas Pesawat |
Sekitar jam 7 malam tiba di Makassar, Yeiiiiiiii....akhirnya nginjak makassar lagi, ini bukan pertama kalinya buat saya ke kota Daeng, bisa dibilang sih malah pulang kampung, kedua orang tua asli orang sulawesi tapi tinggal di Kalimantan, saya juga pernah kuliah 4 tahun di Makassar tapi mirisnya ga' pernah ke Toraja, padahal rata-rata teman kampus adalah orang Toraja dan sahabat baik saya yang sudah melebihi saudara sendiri pun orang Toraja.
Sebelum berangkat memang sudah nanya ancer-ancernya sama sahabat saya, walaupun udah lama ga' balik ke Makassar setidaknya ga' Buta jalan, dari Bandara kita berdua keluar menggunakan ojek sampai di depan jalan raya, sebenarnya bisa pakai bis bandara tapi nunggu nya pasti lama, taksi pun banyak hanya saja tetap pilih yang lebih murah dan lebih cepat.
Lalu ambil Angkot menuju kosan sahabat saya di pintu 0 (nol) Unhas, di Makassar angkot di sebut Pete-Pete, lama ga' balik ternyata ga' banyak perubahan, walaupun banyak pembangunan tapi ga' bikin buta jalan lah.
teryata sedikit salah info perkiraan awal bus yang akan ke Toraja akan jemput kita di depan pintu nol dan harus nunggu di terminal Daya, jadi kita bertiga , saya, miss Jilly, dan noni sahabat saya naik angkot lagi ke Terminal Daya.
Dari Makassar ke Toraja di tempuh kurang lebih 8 jam dengan melewati beberapa kota dan kata orang-orang yang saya pernah dengar jalanan ke Toraja itu berliku-liku dan banyak yang dekat jurang tapi itu bukan momok paling menakutkan buatku, mabuk perjalanan lah momok yang paling menakutkan, sampai sedia plastik dan obat antimo, tapi musibah itu sama sekali tidak terjadi.
|
Penampakan bis Alam indah yang ngebawa kita ke Toraja |
Berangkat dari Makassar jam setengah 10 malam dan sekitar jam 6 pagi sampai di Rante pao Toraja, langsung cari penginapan, di karenakan long weekend jadi hampir semua penginapan penuh, ada yang ga' penuh namun harganya terbilang lumayan untuk kantong backpacker kaya kita, setelah berkeliling, nemulah penginapan Pelangi, yang terbilang murah buat kita bertiga, murah jadi jangan berharap fasilitasnya memuaskan, hanya ada 1 tempat tidur dan meja kecil, tapi buat kita mah ga' masalah 1 tempat tidur ramean yah jadi, tidur dilantai pun ga masalah (sudah terbiasa).
|
jangan liat kecilnya, ini cukup bertiga. |
Istrahat sejenak sambil nyusun rencana untuk memulai ngebolang di Toraja, setelah mengisi amunisi kita bertiga cari rental motor, untuk rental motor di Toraja ga susah nyarinya hampir semua wisma dan hotel menyediakan rental motor, persyaratan nya pun cukup mudah hanya tinggalin KTP aja, pembayaran nya pun setelah di pakai.
Tanpa buang waktu kita bertiga berangkat ketempat yang sudah direncanakan, semangat banget rasanya apalagi sudah lama ga ngebolang.
Berikut Objek wisata yang kami datangi di Toraja (2 hari) .
- Kete' Kesu , perkampungan adat dengan rumah Tongkonan yang di kelilingin lumbung padi dan kuburan keluarga dibelakang perkampungan, sayang banget waktu kesini beberapa tongkonan sedang di renovasi
|
penampakan di jalan masuk ke kete' kesu |
|
Rumah tongkonan dan lumbung padi |
|
Jalan berundak menuju pemakaman |
|
Erong (peti berbentuk binatang) yang berisi tulang belulang |
- Londa, ini adalah kompleks makam di tebing batu, untuk mencapai tempat ini tidaklah terlalu sulit lokasinya kurang lebih 7 kilo dari kota Rante pao dan mudah di capai dengan kendaraan pribadi (mobil atau pun motor), dari parkiran kita harus berjalan menuruni beberapa anak tangga, tebing tinggi dengan peti-peti jenazah di antara celah-celah tebing menyambut kami bertiga, komplek pemakaman londa bukan hanya di tebing tapi juga di dalam Goa, jadi sebaiknya menyewa lampu petromaks untuk penerang bisa dibawa sediri atau menyewa guide (orang lokal), saat memasuki goa kita disambut dengan tulang-tulang yang berserakan (cukup ngeri bagi saya), dan ada beberapa peti jenazah yang ditempatkan disana, kita harus menyusuri goa makam yang konturnya dipenuhi stalagmit dan stalagtit, dibeberapa bagian gua ada yang ketinggiannya ga' sampai 1 meter jadi yah kita mesti membungkuk dan merangkak, sekitar 15 menit kami berada di dalam gua dan saat keluar membuat perasaan begitu lega (tidak terbiasa dengan pemandangan tulang tulang dan suasana mistis)
|
Tau-tau yang di buat semirip-miripnya dengan jenazah yang di makam kan di Londa |
|
Peti mayat dan Erong-erong yang di tempatkan di tebing |
- Tilanga', Objek wisata Tilangnga' adalah sebuah kolam alami yang terbentuk pada batu batuan cadas yang di kelilingin pepohonan rimbun, kolam ini terdapat di desa sarira atau 15 kilo meter dari kota Rante pao, bisa di akses mobil dan motor, di kolam ini air nya begitu dingin dan suasananya begitu sejuk, disini tidak ada penyewaan pakaian renang jadi harus bawa pakaian renang sendiri, nyesal banget kalau ga' berenang, dan yang unik di kolam ini ada ikan belut putih (masapi) yang ukurannya lumayan besar terkadang bebas berenang di kolam atau bersembunyi dibawah batu.
- Lemo, merupakan kawasan pemakaman di dinding tebing tinggi, hampir sama dengan pemakaman di Londa yang juga di peruntukkan bagi bangsawan suku Toraja. tapi bedanya jika Londa di gantung di dinding tebing dan di dalam goa, di Lemo ini peti-peti jenazah dimasukkan ke dalam lubang-lubang yang telah di pahat di dinding tebing.
- Buntu Sikki, objek wisata Buntu sikki adalah Patung salib di atas bukit, tepatnya berada di kota Rante pao tidak jauh dari lapangan Bakti, waktu yang tepat untuk naik ke sini adalah sekitar jam 6 pagi, hawanya sejuk banget, untuk sampai diatas harus berjuang melewati ratusan tangga, sempat ngitung tangganya dari bawah tapi saat diajak ngobrol langsung lupa hitungan ke berapa, namun yang jelas saya ngos-gosan (faktor umur), sampai di atas masih tertutup kabut jadi ga' bisa liat apa-apa, tapi semakin matahari naik terpampang pemadangan yang menyejukkan mata.
|
Patung Salib di Buntu sikki, sayang banget udah banyak coret-coretan di dinding,
Vandalisme memang tidak akan penah hilang. |
|
|
- Rante karassik, objek wisata ini tidak jauh dari kota Rante pao, untuk akses ke sini pun sangat mudah, lihat saja plang nama yang terpampang di pinggir jalan, Rante karassik adalah situs purbakala batu menhir/megalitik jumlahnya ada puluhan, tinggi dan besarnya pun bervariasi.
- Kambira Baby Grave, Objek wisata kambira berada diantara Rante pao dan Makale, sama seperti Londa dan Lemo, kambira juga merupakan kuburan, namun kuburan di Kambira ini berbeda, di Kambira menggunakan media pohon untuk menaruh mayat, pohon yang digunakan yaitu pohon Taraa', lubang-lubang dipahat di dinding pohon untuk menaruh mayat dan penutupnya adalah semacam ijuk, pemakaman ini hanya khusus untuk bayi yang belum tumbuh gigi susu.
- Tampang Allo', objek wisata ini merupakan kuburan yang berada di dalam gua alam, objek wisata ini berada di kecamatan sangalla', didalam goa terdapat puluhan erong (peti mayat berbentuk binatang), Tau-tau (patung) juga tengkorak dan tulang-belulang, dan yang istimewa adalah guide yang menemani kami, mereka masih anak-anak.
- Suaya, objek wisata Suaya adalah Kuburan khusus untuk bangsawan Sangalla, hampir sama dengan kuburan di Lemo', jenazah di tempatkan di dalam tebing yang sudah di pahat, tebing tinggi dengan lubang-lubang yang di isi peti mayat dan juga Tau-tau.
- Makula, Objek wisata Makula adalah pemandian air panas yang ada di daerah sangalla', kami ke objek wisata ini cukup penuh cerita, hari pertama kehujanan dan terpaksa berteduh di pondok-pondok yang ada dipinggir jalan, menunggu hujan reda teryata ga' reda-reda juga, karena hari mulai beranjak sore jadi kita bertiga mutusin untuk pulang ke Rante pao, pulang deh hujan-hujan basah kuyup karena tempat kami rental motor ternyata lupa nyediain jas hujan (judulnya: dinginnya kaya di freezer), hari ke dua setelah dari Suaya kami berencana ke Makula lagi (penasaran), teryata uda jauh-jauh kita salah jalan, ini gara-gara dikerjain sama anak-anak muda di sana, ditunjukin jalan yang berlawanan arah, akhirnya mutar lagi, dan ga mau salah jalan lagi jadinya sering nanya deh ke peduduk yang kita temui, dan teryata tidak seperti yang saya fikirkan, yang ada di fikiran adalah sebuah pemandian sepeti di Tilangnga' tapi kenyataanya hanyalah sebuah kolam renang yang tidak cukup besar, dan saat itu adalah long weekend jadi banyak wisatawan yang berkunjung.
- Buntu Burakke', objek wisata Burakke adalah merupakan wisata religi atau wisata rohani untuk warga Toraja yang mayoritas penduduknya beragama kristen, di puncak Buntu Burake terdapat Patung Yessus raksasa yang tingginya kurang lebih 40 meter hampir mirip dengan patung Yesus yang berada di Rio De Jeneiro,Brazil. untuk ke objek wisata ini kita harus ke Buntu Burake yang letaknya berada di belakang kota Makale, aksesnya bisa dengan kendaraan pribadi (mobil atau pun motor), buat saya untuk mencapai puncak cukup menguras tenaga padahal menggunakan motor, yah itu karena jalanannya masih menanjak dan masih batu-batu harus waspada apalagi saat turun, sampai-sampai penumpang saya harus pindah ke motor teman saya (motor remnya kurang gigit dan ga kuat nanjak), kami bertiga ga' lama berada di puncak buntu Burake saat itu cuacanya sangat panas, tapi tidak menurungkan niat para pengunjung berjepret ria, tapi kenyataannya pulang kehujanan lagi.
|
Patung Yesus nampak dari kejauhan |
|
Pemandangan Toraja dari puncak Burake |
- Kota Makale, sehabis dari puncak Buntu Burake kami mampir ke kota Makale dan mengabadikan moment didepan kolam Makale, katanya teman saya "ga' bisa dibilang dari toraja kalau ga ke kolam Makale"
|
Kolam Makale (nih momoy sudah pernah ke Toraja) |
|
Dari kolam Makale' bisa ngelihat patung Yesus yang ada di puncak Buntu burake |
Setelah dari kolam Makale kita bertiga rencana langsung balik ke Rante pao mau prepare balik ke makassar , tapi di tengah perjalanan planingnya berubah, Miss Jilli travelmate saya pengen balik ke Tilangnga' karna hari pertama kita kesana ga' sempat nyemplung, ga' bawa baju ganti, saya sih ga begitu antusias mau nyemplung disana soalnya sama sekali ga bisa berenang.
Akhirnya balik ke Tilangnga dan saat itu cuacanya rada-rada gerimis tapi masih banyak anak-anak lokal disana yang masih asyik berenang, tadinya ga mau ikut nyemplung namun rasa penasaran mendera mengalahkan ketakutan diri yang sama sekali ga' bisa berenang. dan akhirnya ikut nyemplung juga, airnya dingin banget, menggigil tapi lama kelamaan malah ga', dan saya ga jadi takut soalnya pakai ban yang ada di kolam, malah ngeberaniin diri berenang jauh-jauh, tapi yah gitu teriak-teriak terus manggil-manggil Miss jilly di saat sudah ngepak-ngepakin tangan sama kaki tapi ga maju-maju malah diam di tempat, kan serem gitu takut tenggelam, mengingatnya membuat tertawa, ga nyangka pernah kaya gitu.
Puas berenang, langsung cabut ke Rante pao, dengan pakaian basah-basah kita bertiga nyari oleh-oleh di pusat oleh-oleh Rante pao, yang di beli kue Tori, jipang, kopi Toraja (ini jangan sampai lupa) dan juga beli lombok katokkon (paprika Mini) yang pedesnya mantap banget, bibirku yang udah jontor makin jontor.
|
Lombok Katokkon |
Jam 9 malam kami meninggalkan kota Rante Pao, rasanya benar-benar ga mau pulang apalagi masih begitu banyak tempat wisata di Toraja yang belum kita singgahi, apalah daya liburnya dibatasi, tapi semangat untuk kembali ke Toraja ga pernah hilang, saya bakal kembali lagi untuk mengeksplore semua tempat wisata di Toraja.
|
kami dengan tas carier yang jadi berat karna oleh-oleh |
|
ini bukan saya atau pun travelmate saya, ini foto asli gadis Toraja,
2 hari kan liatnya kuburan, tengkorak,tulang belulang juga tau-tau dan patung
ini foto bisa di bilang Bonus lah, selain tempat wisata,
Toraja juga terkenal dengan gadis-gadis toraja yang cantik-cantik. |