Senin, 28 Desember 2015

Trip February 2015 Part.3 (Taman Nasional Kutai)

Trip February 2015 part. 3 ini kami memilih ke TNK (Taman nasional kutai) yang terlelatak di antara jalan poros Bontang-Sangatta tepatnya di wilayah Desa Teluk Kabba,  info yang saya kutip dari Wikipedia Taman Nasional Kutai adalah  lahan total seluas 198.629 ha., Namun seiring masuk tahun 2000-an, wilayah TNK ini mulai dirambah penduduk untuk dijadikan pemukiman dan lahan perkebunan sehingga wilayah TNK yang masih benar-benar asli mungkin jauh dibawah lahan yang seluas 198.629 ha pada akhir tahun 1990-an.

Kawasan ini semula berstatus sebagai hutan persedian dengan luas 2.000.000 ha berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pemerintah Hindia Belanda (GB) Nomor: 3843/AZ/1934, yang kemudian oleh Pemerintah Kerajaan Kutai ditetapkan menjadi Suaka Margasatwa Kutai melalui SK (ZB) Nomor: 80/22-ZB/1936 dengan luas 306.000 ha.
Sejak keberadaan TNK Kutai memang tidak pernah lepas dari konflik kepentingan. Berdasarkan data yang ada, dalam kurun waktu 63 tahun terakhir terhitung sejak tahun 1934 sampai tahun 1997 kawasan ini terus mengalami pengurangan luas secara drastis.
TNK terus mengalami pengurangan akibar dari pemukiman dan juga perkebunan kelapa sawit adalah Fakta , kenapa saya bisa bilang seperti itu, karena saya tumbuh besar di Desa Sangkima.
akhh saya kembali bernostalgia dengan memory waktu kecil, membayangkan kembali sambil tersenyum, tempat tinggal ku di tengah Hutan yang sejuk, tanpa listrik hanya ada lampu petromaks atau lampu sumbu yang kalau bangun di pagi hari lobang hidung akan hitam semua karena asap dari lampu sumbu, listrik jaman itu adalah hal langka, hanya orang-orang kaya yang memiliki.
suara jangkrik di tengah malam, suara monyet, atau suara babi hutan di bawah pondok kami, kesekolah dengan jalan kaki melewati hutan  biar siang hari ga bakal kepanasan karena kanan kiri pohon semua, pulang sekolah berlari kencang karena di kejar babi hutan itu hal yang biasa.
Masa kecil yang indah buatku, walaupun ga punya listrik, berjalan kaki ke sekolah, tinggal di tengah hutan, sebenarnya punya rumah di Desa Sangkima lama, tapi Bapak saya seorang petani yang kadang membuka lahan kecil di tengah hutan, lahan yang hanya untuk bertani sayur sayuran dan buahan-buah Bapak saya juga dulu seorang pemburu, pemburu Rusa, di jaman itu Rusa, Kijang sangat banyak bahkan juga ada banteng Hutan, jadi walaupun tinggal di hutan kami tak pernah kekurangan makanan karena alam sudah menyediakannya.
Namun sekarang sangat miris, Hutan ku yang Hijau sekarang berganti dengan perkebunan kelapa sawit dan lebih mirisnya lagi Keluarga saya salah satu pemilik perkebunan kelapa sawit, 


foto hutan yang saya ambil pada saat pulkam ke sangkima (20 nov 2015), ini wilayah TNK Mulai gundul

Kembali Ke trip saya, awalnya sama seperti Trip sebelumnya, kita ga ada planing untuk ke TNK tapi karena dari rumah saya dan kembali ke Balikpapan akan ngelewatin TNK, dan mumpung masih ada waktu juga jadi kita mampir.


Gapura TNK  (photo from wikipidea)

sebelum menjelajahi area Taman Nasional Kutai, kita terlebih dahulu mengisi semacam buku tamu dan membayar Tiket masuk, lalu di berikan semacam Map (lupa foto Map nya)  dan satu lagi disini kita tanpa guide yang menemani.


Taman Nasional Kutai ini  di desain seperti area outbond yang menarik dan juga memacu adrenalin (itu menurut saya, karena sempat gemetaran). dan seperti awalnya tidak ada planing pokoknya asal jalan aja, dan amazing kita sampai akhir jalan kaki 6 kilo melewati titik-titik outbond yang menyenangkan dan mendebarkan , tanpa bawa air munum dan pakai sandal jepit.


ga ikut selfie, malu ama muke yang uda gosong gara2 main di pantai, jadi tukang foto aja





jalur papan kayu ulin (broadwalk) 



Entahlah saya selalu mati gaya .


sekitar satu kilo setelah jalan masuk kita di manjakan dengan jalur papan kayu ulin (board walk), sepanjang jalan kita bisa melihat berbagai jenis pohon yang di masing-masing pohon sudah diberi papan informasi tentang pohon tersebut, dan pohon yang merupakan ciri khas pulau Borneo adalah kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), dan di Taman nasional kutai ini terdapat pohon kayu ulin yang begitu besar dan merupakan ikon atau bisa juga di sebut maskotnya Taman Nasional Kutai, kayu ulin yang dengan tinggi kurang lebih 20 meter, sebelumnya di perkirakan sekitar 30 meter sebelum tersambar petir dan dengan diameter 2, 47 meter, 

Menurut Putuka Watanabe seorang peneliti jepang yang melakukan penelitian di TNK (2013) menjelaskan bahwa perkembangan ulin setiap tahun hanya sekitar 0,5 cm sehingga usia pohon Ulin tersebut diperkirakan kurang lebih 1.000 tahun. 


Pohon Ulin Tebesar, dan penanda berakhirnya Broadwalk


Jembatan sling pertama yang harus di lewati



Tukang foto kita yang ikut berselfie.



Pemandian 7 bidadari, tapi bidadarinya cuman 3 aja. 



Cuman berani sampai di tengah (phobia ketinggian)

Wajah-wajah kelelahan


Adegan bukan nyari belut tapi nyari sandal. 

Mas wito yang baik hati (supir, tukang foto, pembawa tas, pencari sandal dan pelindung wanita)

Jembatan Sling yang mendebarkan



rintangan terakhir

senyum bahagia, rintangan telah selesai




kaki imut saya langsung berotot

Saya hanya bisa Bilang Trip kali ini benar benar complete, menyenangkan, mendebarkan, melelahkan, dan juga menambah wawasan akan Flora yang ada di indonesia dan satu hal ternyata kami berempat punya perasaan takut yang sama saat melintasi jembatan Sling trakhir yang di bawahnya adalah sungai dengan jarak yang lebar dan airnya yang berwarna cokelat, takut jatuh itu pasti karena kami bertiga (para bidadari) ga ada yang bisa berenang tapi ketakutan paling besar adalah Buaya, karena kalimantan apalagi daerah Desa Sangkima terkenal dengan Buaya yang ganas, yang telah memakan beberapa korban.

Setelah beristirahat sebentar, kami bersiap-siap untuk pulang, ngantuk dan lelah tapi terbayarkan.

liat hamparan sawah langsung pada minta turun, maklum di balikpapan susah nemu yang ginian, Desa Teluk Kabba


Nyempatin mampir di Tugu Khatulistiwa, Monumen Equator Line yang terletak di antara jalan poros Bontang-Samarinda.



Kamis, 24 Desember 2015

Trip February 2015 Part. 2 ( Teluk Lombok Sangkima)

Trip February 2015 part.2 ini kita ke Pantai Teluk lombok yang ada di wilayah Desa sangkima Kab. Sangatta selatan, Buat aku ini sebenarnya bukan Trip tapi pulang kampung, tadinya ga' ada niat jalan kesini tapi karena sudah di Bontang dan ke Sangkima cuman satu setengah jam,  juga waktu kita masih sehari lagi buat jalan-jalan, dan di bontang udah ga ada tempat lain lagi yang mau dikunjungi tapi alasan lainnya aku kangen rumah, sudah berbulan bulan ga pulang, rencana awal kita berangkatnya subuh jam 5 tapi yang ngasih ide berangkat jam segitu ternyata bangunnya jam 7. jadi sekitr jam 8 kita check out dari hotel.


masih selfie juga


sekitar satu setengah jam kita akhirnya sampai di pantai Teluk lombok, untuk sampai kesana dari bontang  kita melawati beberapa desa yang jalannya masih beraspal (jalan Poros), tapi setelah masuk sangkima jalannya berbatu campur debu sekitar 8 kilo, untungnya pakai mobil kalau ga efeknya baju putih jadi baju coklat dan ga perlu pakai bedak lagi, tapi sekarang (pulkam di bulan oktober) Pertamina sudah berbaik hati jadi sebagian jalan sudah di beton, kenapa pertamina ?, karena PT. Pertamina EP asset V memang bertempat di wilayah Sangkima, dan kebanyakan penduduk di desa sangkima bekerja di Pertamina.

Pantai Teluk lombok adalah seperti Pantai kebanyakan Berpasir coklat, yang memiliki panjang pantai sekitar 4 kilo dengan pohon pohon cemara di pinggir pantai, biasanya pantai ini jadi tujuan utama jika di hari libur, namun yah sangat di sayangkan pantai yang dulu masih alami, sangat bersih (saat masih jarang yang datang berwisata) sekarang sangat-sangat kotor, sampah di mana-mana padahal setiap beberapa meter sudah di sediakan tempat sampah, entah pengelolanya yang salah atau orang-orang yang memang belum  aware akan kebersihan, apalagi sekarang rumah penduduk sudah banyak dan juga banyak warung warung makan yang kadang sampahnya di biarin aja hingga mengudang bagitu banyak lalat, kalau ngudang berondong2 cakep sih ga papa..hahahaaha, belum lagi hewan ternak seperti bebek, ayam dan sapi yang ikut serta menambah ketidak nyamanan di pantai Teluk lombok.


Pantai telok lombok dengan pohon cemaranya


lagi pada nyari Bintang laut, yang baju putih terobsesi banget sama binatang satu itu, tapi pas ketemu malah teriak teriak ngeri.

Tetap mencari bintang laut

Edisi nulis-nulis di kertas biar kekinian



Lagi ngitungin hasi[ buruan terus mau di bagi rata dan sama rasa



Menyusuri lahan bakau yang ada di sebelah dermaga








selama hampir 2 jam kita meggosongkan badan di pantai akhirnya kami memilih pulang dan melanjutkan trip selanjutnya yaitu ke rumah tercinta saya, mau ketemu bapak saya tersayang.

Semoga kedepannya pemerintah Kutai Timur khususnya kepala desa Sangkima lebih bisa memperhatikan dengan pantai ini dan masyarakat juga lebih aware akan pentingnya kebersihan. karna bersih itu indah dan nyaman.


Trip February 2015 Part.1 (Beras Basah Bontang)

Sebenarnya Trip ini aku lakukan di awal tahun tepatnya 13-15 february 2015, hanya saja males posting di Blog (faktor laptop kagak ada), dan sekarang setelah  berhasil kembali membeli laptop dengan hasil jerih payah sendiri aku pun jadi keranjingan nge Blog lagi,

Trip ini bareng anak-anak kantor, kami berempat saya, adek isti, ade' Dini dan mas warsito (supir setia kami ), hahahaha maaf yah mas wito, sebelumnya ga' ada rencana sih buat ngetrap ngetrip, tapi karena bosan juga kerja melulu (monoton), dan kita pun cari tempat buat melepas kebosanan, searching di mbah google akhirnya dapat tempat yaitu Beras basah di Bontang dari google sih lumayan tempatnya, pulau kecil gitu dengan pantai pasir putihnya dan ada mercusuarnya,

n' than akhirnya kami berempat pun berangkat dengan mobil (rental) , bisa sih pakai motor tapi akhhh.. itu ga mungkin buat kedua gadisku (adek isti dan dini), berangkat dari sore dan sampai nya sekitar jam 10 malam kita sampai di Bontang, dan langsung cari hotel, muter-muter nyari hotel ujung ujungnya kembali ke hotel melati yang pertama kali kita datangi ( lupa nama hotelnya), namanya juga hotel kelas melati jangan ngarep  fasilitas bagus yah tapi buat aku sih lumayan,  2 bed, kamar mandi (ada bak mandi nya tapi sepertinya uda lama ga di pakai), mandinya pakai gayung, ada TV nya dan plusnya ada AC nya, langsung deh pada istirahat, kelelahan.

dan ke esokan harinya, pukul 7 kita uda keluar dari hotel, biar kagak kepanasan, pada bersemangat karena akan ke tujuan utama Beras basah, tapi kagak ada yang tau jalan, dan yang sebenarnya bikin miris adalah aku sering ke Bontang yang hanya 1 jam setegah dari Sangkima tempat kelahiran aku, yah aku adalah tipe orang yang susah menghapal jalan, dan penolong satu-satunya adalah dengan GPS, 


Tiba di pelabuhan Tanjung laut Bontang

Penampakan Pelabuhan





Beras basah itu pulau kecil di tengah laut jadi untuk kesana  kita harus naik kapal, kapal kayu banyak standby di Pelabuhan, setelah tawar menawar dengan si Bapak pemilik  kapal, kita pun berangkat, dan saatnya akting depan kamera.






Lelaki paling ganteng di antara kami bertiga

selama perjalanan sekitar 45 menit akhirnya kita tiba di Beras Basah, pulau kecil dengan jembatan kayu, pohon kelapa dan mercusuarnya karena kita perginya saat weekend jadi sudah ramai dengan pengunjung lainnya, sedikit info tentang Beras Basah (ngutip dari blog tetangga), Menurut cerita masyarakat setempat, konon dahulu ada kapal yang berlayar dari Pulau Celebes (Sulawesi) mengangkut karung yang berisi ribuan ton beras menuju Bontang. Namun nahas kapal tersebut karam dihantam ombak besar dan beras tadi hanyut tercecer dan menutupi sebagaian permukaan air di sekitar pulau. Akhirnya oleh masyarakat sekitar menamakan pulau tersebut dengan nama Beras Basah.










Begaya di mercusuar padahal naik sama turunnya susah



Setelah hampir satu jam berkeliling, main air (ga sampai berenang, karena ga ada yg bisa berenang ) akhirya waktunya pulang Capek butuh istirahat dan juga wajah sudah perih kena sinar matahari, Beras Basah Bontang, jauh dari yang aku bayangkan tapi lumayan lah hilangin stress, suatu saat nanti saya akan kembali lagi kesana, entah dengan teman yang sama atau dengan orang lain



foto waktu mau pulang, di fotoin sama Bapak yang punya kapal (lupa bawa tongsis), 



Trip Singkat Lawang sewu & Candi Gedong Songo, Semarang.

" aku pengen ke semarang Mas " ujarku "Ayoo cuss ", dia selalu menjawab dengan seenaknya dia "serius" uj...