Selasa, 22 Desember 2015

Nobody but you

“ piping…duluan ka nah “ ujar nila kepadaku saat pacarnya anak  sastra datang menjemputnya

“yooo” ujarku sambil melambaikan tangan, dan dia pun pergi bersama soulmatenya itu, semua sudah pulang masing-masing tinggal lah aku sendiri, tak punya planing seperti yang lainnya, jalan ke mall, nonton di bioskop, atau jalan ke pantai, aku cewek yang tidak terlalu suka dengan kegiatan seperti itu, aku lebih suka duduk di depan PC ku berkutik dengan game atau desainku,  menonton film-film kesukaan  atau OL seharian.

aku akan pulang saja dan menikmati kegiatan yang ku suka itu, tapi….sesuatu sedang mengangguku, sesuatu hal, kenapa dia tidak menghubungiku sama sekali, apa dia lupa kalau dia itu punya pacar yang menantikan sebaris sms darinya.

“weeee adaki adik iparku “ teriak kak iwan yang lagi main kartu bersama kak roim, kak ancu dan kak uban, aku hanya tersenyum saja saat mereka memandangi ku bersamaan.

“pasti ko cari si sundala’ itu toh “ ujar kak roim yang penuh jepitan baju di kupingnya, pasti sangat sakit di jepit seperti itu.

“tidak ji kak, kangen ka sama kita yaa…” jawabku duduk di sampingnya.

“balle..balle mi lagi, ngaku mako saja deh “

“ikh serius ka..kangen sekali ka sama kak roim “

“serius ko ini… pijat-pijat paeng dulu “ candanya

“jangko tolo, ndak pernah ki mandi itu, kotor ki itu tangan mu nanti. Na lengket semua ki itu dakinya” sahut kak uban

“apa tong ko sundala’, iri ko saja “ tukas kak roim, aku hanya tertawa mendengar ocehan mereka, ku ambil gitar yang ada di kursi, gitar milik si dia.

“request ka dulu lagunya Naff “ ujar kak ancu

“akhh lagunya mo Demassive “ Tukas kak uban cepat

“yang ini mo saja “ ujarku memetik senar gitar, petikan nadanya membuat mereka berseru ramai, lagu milik tenri ukke. Lagi ini adalah lagu dangdut Bugis yang pertama kali aku mainkan, itu pun karena kak roim yang mengerjaiku waktu ospek Maba.

“aseeekk…….sekali lagi “ seru kak uban

“yang lain mo saja nah, talipat ki lidah ku klo lagu dangdut “ ucapku menyerah

Seseorang muncul di pintu, membuatku berhenti memainkan gitar, dia tidak sendiri tapi bersama seorang cewek cantik berwajah oriental, matanya langsung memandang ku, tatapannya tampak berbeda, seakan terkejut melihatku ada di base campnya.

“Sundala’ dari mana ko saja, lama mi piping tunggu ko “ ujar kak roim “ ehhh ada ki regina “ lanjut kak roim saat menyadari kalau dia datang bersama seorang cewek yang ternyata di kenalnya

“hai kak “ ujarnya cewek tersebut tersenyum manis

“Regina, mana ki gaby “ Tanya kak uban, sepertinya semua anak basecamp mengenalnya

“masih ada kuliahnya kak “ ujar cewek cantik bernama regina tersebut, cewek itu melihatku, ada tatapan tanya di matanya tapi dia melemparkan ku sedikit senyuman, aku pun membalasnya walaupun ada perasaan yang tidak enak melandaku.

tiba-tiba saja nada dering ponsel ku berbunyi, membuatku sangat terkejut , aku segera mengangkatnya “ kenapa la’?” tanyaku seraya beranjak dari dudukku menuju keluar.

“weee jangko lupa nah, kirim kan ka tugas mu “ ujar suar cempreng dari seberang sana

“yaaa”

“sudah paeng klo gitu..daaa piping bussu “ ujarnya sambil mematikan telepon, huuufff dasar nila hanya seperti itu saja dia pakai acara menelpon tapi aku benar-benar sangat berterima kasih dia menelponku, menyelamatkanku dari kondisi yang benar-benar membuatku kaki tangan ku keram.

Aku kembali masuk dan mengambil tas ku “mo ko kemana piping ?” Tanya kak roim

“adaki nila di pondok ka’, marah-marah ki karna ku kunci kamarku “ ujarku berbohong

“bah bagaimana ini, baru ki datang pangerannya nah mo ki pulang tuan putrinya “ ledek kak ancu, dia yang tak jauh dari tempatku hanya menatapku saja.

“pulang maka semua nah “ pamitku

“apaaa ini popo, kalau ada orangnya diam kaya patung, kalau ndak ada adddee banyaknya bicaranya…..antar ki “ ujar kak uban

“jangan mi, nah dekat ji kak “ tukas ku cepat

“dekat di mana nah bisa pecah ki itu betismu“ tukas kak ancu “ apa ini popo antar ki “

“jangan mi popo, lagian  mau ka juga mampir ke indomart” sahutku sangat cepat, baru kali ini aku menyebut namanya

“aiiiiiiiii, antar mi popo cowok apa ko itu masa ko biarin cewek mu jalan kaki“ ujar kak roim dengan nada sedikit agak keras.

“sini sa antar ko “ ujarnya berjalan duluan keluar dari basecamp, ouh sungguh membuatku tidak enak, apalagi cewek berwajah oriental itu terus-terusan menatapku, aku mengikutinya keluar.

“jangan mi “ ujarku saat dia menghampiriku dengan motor merahnya, dia tidak berbicara hanya mengulurkan helm kepadaku

“jangan mi deh “ ujarku lagi, dia tidak berbicara hanya menatapku lekat, tatapan matanya memaksaku dan mau tidak mau aku menerimanya dan naik keboncengan motornya, sepanjang perjalan tidak ada yang bicara, aku pun tidak niat untuk bicara dengan cowok kurus tinggi yang membonceng ku ini, aku tidak mengerti sungguh tidak mengerti, cowok yang hanya jaraknya beberapa centi dariku ini punya status adalah pacarku, tapi kami sama sekali tidak seperti mengenal.

Tadinya ke indomart hanyalah alasan tapi dia mampir juga, mau tidak mau aku masuk, padahal sama sekali tidak ada yang mau aku beli, terpaksa borong cemilan saja, saat keluar dia yang di tempat parkir sedang asyik berbicara dengan seseorang di telepon, tertawa, tersenyum, rasanya aku ingin kembali masuk ke indomart tapi telat dia melihatku, dia segera menutup pembicaraanya.
Sepanjang perjalanan ke pondokan ku pun dia tetap tidak berbicara, tidak sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.

“ndak mampir ko?” tawarku saat sudah sampai di depan pondokan ku

“tidak……pulang maka nah “ ujarnya, aku hanya mengangguk, dan dia pergi tanpa berkata apa-apa lagi.

Aku segera masuk kepondok, kamarku adalah hal yang paling ku ingin kan sekarang, kamar yang tidak terlalu luas, tapi lebih luas dari dunia.

“ada yang salah kah? “ guman ku duduk di tempat tidurku, memikirkan apa yang terjadi, kenapa dia begitu cuek dengan ku, dia memang cowok yang cuek tapi kenapa begitu cuek, seperti aku ini bukan apa-apa baginya.

Belum lagi cewek oriental itu benar-benar mengganggu fikiran ku, dia siapa, si cuek itu kenal dimana, dan kenapa mereka kelihatan begitu akrab, dan siapa yang tadi berbicara dengannya di telepon sampai dia tertawa dan tersenyum seperti orang gila, padahal dia tidak pernah seperti itu padaku.

Huuuuuuuufffffffttt, sungguh menyakitkan kepalaku.

Kuambil gitar ku, dan mulai menyanyi seperti orang gila, yah itulah aku jika kepalaku sakit, aku akan menggila dengan gitarku, setelah perasaan ku membaik baru aku berhenti.

……………..

“kenapa kalian ini, susah sekali, kelompok yang lain saja sudah maju “ bentak senior gondrong kepada kelompok kami yang belum memutuskan siapa yang akan mewakili kelompok kami untuk pentas sefakultas teknik, semua terdiam dan tidak ada tanda-tanda akan ada yang maju.

“tolo’ kalian semua ini “ bentaknya lagi mengagetkan ku, dasar senior seenak-enaknya saja, dan entah apa yang membuatku memberanikan diri berdiri, senior itu menatapku.

“mo ko apa ?” tanyanya

“saya saja yang wakili kak “ ujarku

“bisa ko apa ?” tanyanya

“kakak liat mi saja saya bisa apa “ ujarku sok berani

“rewanya ini anak “ ujarnya keras yang langsung membuat jiwa pemberontak ku jadi ciut kaya balon yang bocor  “ maju ko sana, jangko asal tampil ji “ ejeknya, aku segera maju bergabung dengan wakil-wakil kelompok lain

Semua berkumpul di aula yang begitu besar, setahuku dari kakak ku tidak ada hal seperti ini, saat inagurasi baru pentas seperti ini, semua bertepuk meriah saat kelompok anak teknik perkapalan selesai mementaskan drama mereka dan ternyata adalah tiba giliran ku. Aku cukup deg-degan, dengan modal gitar pinjaman dari senior pendamping aku pun maju, mereka menyoraki ku, sorakan menyepelekan, mungkin tidak terbiasa melihat cewek dengan gitar.

Beberapa kali aku menghela nafas, setelah ku mantapkan diriku, kumulai memetik senar gitar, dan petikan pertamaku dan selanjutnya membuat beberapa orang bersorak, tentu saja karena pasti mereka tau lagu apa yang aku nyanyikan lagu I’m yours milik Jason miraz, rasa grogi hilang saat beberapa orang mengikutiku bernyanyi ternyata banyak juga yang hobby nyanyi, rasanya aku seperti konser tunggal saja, menyenangkan, dan tepukan ramai mereka hadiahkan padaku..

“mau ko kemana ?” ujar si senior gondrong yang tadi menyepelekan ku saat aku berdiri

“selesai mi kak “ ujarku sok-sok hormat padahal aku muak

“siapa yang bilang….ini indonesia,Makassar , jadi  jangan mako british ki di sini “ ujarnya dengan suara galak, “lagu dangdut  bugis ko “ ujarnya.

Whattttt…aku hampir pingsan mendengarnya, dangdut…beberapa orang tertawa “kenapa diam “ Tanyanya lagi

“tidak sa tau ki kak “ ujarku

“ko orang apa?” tanyanya galak

“emm…orang bugis  kak “ jawabku ragu

“begini sudah anak indonesia, lagu daerah sendiri tidak tau, tapi kalau lagu luar na hafal sekali, mo jadi apa kalian itu, kalau karya daerah sendiri kalian tidak tau, pantas saja Negara luar selalu mau mengklaim budaya kita, karena anak bangsanya sediri saja tidak bisa menghargai…”ujarnya berorasi “coba liat kanda kalian, kanda popo dia senior paling gammara di teknik, juara debat bahasa inggris, tapi  dia tidak pernah malu menyanyi lagu daerahnya, tapi kalian jangan kan menyanyi, berbicara bahasa daerah sesama suku saja kalian malu “

“kau tugas mu belum selesai, cari ko kanda popo dalam 20 menit ko kembali ke sini sudah bisa nyanyiko lagu bugis”perintahnya padaku

Kanda popo?, kanda popo?, orangnya yang seperti apa?, para senior hanya bilang di sekretnya anak teknik mesin “kak yang mana kanda popo ?” Tanya ku ke cowok gondrong yang lagi asyik dengan netbooknya, dia memperhatikan ku “ piping toh “ ujarnya menyebut namaku, sepertinya dia mengenalku

“iya kak “ jawab ku

“besarnya mi ini anak, temannya kak kacemu anca, maba di sini ko juga ?”

“iya kak “

“mo ko apa cari popo ?” tanyanya

Aku pun menceritakan apa yang terjadi, dan dia hanya tertawa “memang bigitu roim,….”gumannya  “itu sana orang  yang ko cari “ dia menunjuk seseorang yang sibuk dengan komputernya dengan headset di kepalanya “sana mako ndak galak ji cuman freezer ki saja “

Aku pun melangkah mengahampiri orang yang di maksud, beberapa kali di panggil dia tidak menoleh, bagaimana mau menoleh kalau telinganya tertutup headset, terpaksa aku menepuk bahunya dan dia segera menoleh, tatapan heran melihatku, dia menurunkan headset nya

“kak minta waktu ta sebentar “ ujarku dengan ragu-ragu

Dan kuceritakan kenapa aku mencarinya, dia tidak berbicara apa-apa, hanya mengambil gitar yang tak jauh darinya, dan mulai memetik gitarnya, kuperhatikan kunci-kunci apa saja, ternyata mudah saja hanya 4 kunci saja petikannya pun tidak susah, hanya sedikit aneh saja kurasa karena, baru kali ini memainkan nada dangdut, tapi ternyata hal yang paling susah adalah menghafal liriknya, benar-benar bahasa bugis, aku sampai di printkan liriknya

Berkali-kali aku salah mengucapkan kata, Aku memang orang bugis, tapi dari kecil tinggal di Papua dan saat kelas 2 SMA baru pindah ke makassar, pace sama mace orang sibuk, jarang di rumah, bahasa yang di gunakan juga bahasa Indonesia.

Tepat 20 menit aku kembali ke aula, saat itu sekelompok cowok-cowok berseragam yang sama dengan ku sedang bernyanyi dengan di iringan gitar.

“bagaimana sudah mi “Tanya senior gondrong itu

“sudah mi kak “ jawab ku ragu

“yakin itu sudah “

“iya kak “

Aku kembali ke panggung, jantungku berdebar begitu kencang sangat kencang, seandainya saja bisa terdengar pasti mereka semua akan tertawa, ampun aku lupa dengan petikan lagu tersebut, nadanya liriknya, tiba-tiba saja hilang, padahal sebelumnya aku tidak pernah  demam panggung kaya gini, mungkin karena lagunya lagu dangdut, senior gondrong yang mengerjai ku itu menatapku lekat, seperti ingin menggigitku saja, kali ini matilah aku.

Kulihat cowok yang mengajariku tadi itu datang berdiri di samping senior gondrong bernama kak roim, dia sepertinya tau bahwa aku sedang kacau. Dia menggerakkan tangannya menunjuk kedua matanya dan menggunakan dua tangannya menutup matanya.

Aku mengerti ternyata dia menyuruhku menutup mata, aku segera menutup mataku, aku mengingat sesuatu kata kak anca yang pertama kali mengajariku bermain gitar  dengan menutup mata ko akan lebih fokus.

Anggap tidak ada orang hanya kamu sendiri, tidak ada siapa-siapa..
Aku menggerak kan tangan ku mulai memetik senar-senar gitar, jari-jari ini seakan tau sendiri nada-nada lagu itu, dan aku pun seakan ingat apa yang tertulis di kertas yang di print tadi, sungguh luar biasa menurutku.

Semua bertepuk tangan saat aku sudah menyelesaikan lagu dangdut bugis pertamaku
Tapi ternyata senior gondrong itu tak puas, dia bilang aku terlambat dua menit dan aku dia menghukumku, kengkreng 10 kali di atas panggung. Sungguh hari yang luar biasa, sangat luar biasa karena untuk pertama kalinya aku menyanyikan lagu dangdut bugis, dan untuk pertama kali aku bertemu dengan dia, Mr.Freezer
……

Sepanjang malam ini aku galau, ada apa dengan dia, dia sama sekali benar-benar tidak menghubungiku, padahal aku benar-benar berharap walau hanya 1 sms, sungguh membuatku bingung, apa aku salah, tapi salah apa, atau jangan-jangan dia memang tidak pernah punya perasaan dengan ku.

“sini ko dulu tomboy “ senior gondrong bernama kak roim memanggilku, aku yang berencana segera pulang ke pondok mengurungkan niatku, padahal  mau tidur capek seharian kuliah full dari pagi sampai sore.

“dicari ko popo “ ujarnya,

Cowok yang punya panggilan  popo yang ada di dekatnya hanya melirik ku saja

“kenapa kak ?” tanyaku dengan suara lemas, aku lapar dan sangat mengantuk, wajahku pun sepertinya sudah sangat acak-acakan

“bah masa pake nanya ko piping “ ujar kak uban, teman kaceku “ nasuka ko itu makanya na cari ko “ 

“jangko percaya “ ujar kak popo cepat, dia kelihatan sangat salah tingkah

“apa ji popo, kalau ada orangnya ndak jujur mi itu, coba kalau ndak ada ko terus itu na fikir piping ……piping ooh piping“

“apa semua ini…” kak popo dia mengambil tasnya dan melangkah pergi, sepertinya dia tidak suka dengan candaan teman-temannya

“apa ji ko popo masa sama cewek manis saja ciiut ki “ ledek ka roim, membuat kak popo berhenti melangkah dan kembali, dari matanya dia kelihatan kesal dengan ocehan-ocehan teman-temannya yang gila itu.

“sini sa antar ko pulang “ dia menarik tas ransel ku, aku hampir terjatuh saat dia menarikku, aku sudah seperti kambing, dia mengantar ku pulang ke pondok, ngantarnya sih pake jalan kaki sepanjang jalan jadi perhatian, dan satu hal sepanjang jalan ga ada yang bicara bahkan dia pasang headsetnya, tapi jika aku memperlambat langkah ku dia akan juga memperlambat langkahnya.

Besok harinya, sudah tersebar berita kalau aku jadian dengan kak popo, padahal dia hanya mengantar ku pulang. Membuat ku tidak enak jika bertemu dengannya di koridor dan anak-anak yang lain akan memperlakukan ku sama, menatap dengan tatapan yang aneh.

Gosip itu ternyata jadi nyata, dia mengajak ku makan di jasbog, padahal begitu banyak mahasiswa yang sedang makan di sana, mengambil meja di pinggir, tak ada kursi yang tersisa hanya yang ada di sampingnya.

Memesan 2 mangkok bakso, dan 2 dua es teh,

“weee..popo  makan  dan ngajak-ngajak” seorang cewek menghampiri “popo punya ka dua tiket nonton, tadinya mau ka pergi sama egi tapi dia ndak jadi, bagaimana klo pergi ki sama “ 

“saya sudah ada janji juga mo nonton“ jawab kak popo cepat
“janji…janji sama sapa mi sede”

“sama di sebelah ku “ , cewek itu memperhatikan ku “ pacarku  “ ujar kak popo membuatku hampir tersedak dengan kuah bakso yang pedas banget

“knapa lama sekali ko makan, telat ki nanti nonton  “ ujar kak popo padaku, dia berdiri dari duduknya membayar makanan dan datang lagi menarik tasku, menariku pergi, ouh sungguh terlalu.

Sejak itu lah, entah bermula dari mana, semua tau kalau kami pacaran, padahal si tinggi kurus itu sama sekali tidak pernah bilang “ ku suka ki, mau ki jadi pacar ku kah “

Awal, aku sama sekali tidak punya rasa dengannya, benar-benar tidak punya rasa sama sekali, tapi dia yang begitu cuek membuatku sangat penasaran, dan lama kelamaan aku punya juga rasa itu, jantung ku selalu dag dig dug jika bertemu dengannya, dalam waktu sebulan jika dia tidak bertemu dengannya aku akan uring-uringan, dalam waktu dua bulan aku tau dia seperti apa, Mr. Freezer, super cuek, Beku, hanya berbicara seadanya kepadaku, tidak pernah sms kecuali bertanya soal tugas kuliah, aku sekelas dengannya di mata kuliah yang dia ulang, dia tidak pernah datang ke pondokan ku, hanya sekali-kali mengajak ku keluar itu pun hanya mengajak ku makan, setelah itu mengantar ku pulang.
Dan sekarang aku pun mulai bertanya pada diriku sendiri, sikapnya seakan menunjukkan kalau aku ini bukanlah siapa-siapa buat dia, mungkin dia hanya ingin menyelamatkan diriku dari gangguan teman-temannya, menyelamatkan diriku dan dirinya dari gossip-gosip di kampus.
……………………..
“sudahlah “ itu yang aku katakan pada diriku saat dia mengacuhkan ku selama 1 minggu, dan aku juga sama sekali tidak pernah mencoba untuk menghubunginya lebih dulu, aku cewek periang tapi untuk masalah seperti ini aku memilih diam, tidak ingin memulai, jika memang dia memang peduli, tentu dia akan menghubungiku , tapi kenyataannya dia memang tidak pernah peduli.

Jadi kufikir yah sudah lah, lagian sejak awal dia tidak pernah melakukan PDKT kepadaku, dia tidak pernah bilang suka denganku jadi wajar jika terjadi hal seperti ini. Dan saatnya menyudahi apa yang telah terjadi

Aku bersyukur dia tidak ada di sekret nya saat aku mengantarkan sweternya, sweter yang dia pinjamkan kepadaku saat bertemu dengannya di tempat parkir, saat itu hujan dan aku memaksa diriku untuk segera pulang “cepatnya pulang piping “ ujar kak nina pacarnya kak roim, dia mengenal ku aku pun begitu, karena dia juga salah satu teman kace ku.

“mau pulang kerumah di minasaupa kak “

“ada kak anca di sana kah ?”

“ndak ada kak, belum pi pulang “

“terus apa paeng mo ko ambil di manasaupa ?” Tanya kak roim

“ada macea datang, besok mau ki pulang jadi mau ka nginap di sana “ aku pun segera pamit, aku takut jika dia datang , buru-buru keluar ternyata aku bertemu juga dengannya pas di depan  jalan menunggu taxi pesanan ku, pertemuan yang sedikit membuat perasaan ku sakit, dia tidak sendiri, tapi dengan cewek oriental itu. Untungnya taxi pesanan ku datang,  tanpa bicara apapun aku segera naik.

Sepanjang perjalanan perasaan ku sungguh kacau, sakit yang tertahan, banyak fikiran negatif yang mengangguku, begitu banyak pertanyaan yang tidak kudapatkan jawabannya.

Dia benar-benar tidak peduli, seharusnya dia mengerti akan sikapku tadi yang sama sekali tidak menyapanya, dia kirim sms kah atau apakah, benar-benar sama sekali tidak perduli, dia mengacuhkan ku begitu saja.

“mo ki kemana dek “ Tanya si sopir taxi

Cepat-cepat aku menghapus air mataku “ ke minasaupa pak “

……


Kuhentikan langkah ku saat aku tau siapa yang sedang berdiri di depan halte, dia menatap ku lekat, ku buang pandangan ku ke tempat lain.

“mau ka bicara sama kau “

Sebenarnya aku sangat mengantuk dan perasaanku sangat begitu kacau, tapi jika memendam terlalu lama, aku yakin aku bisa membunuh orang, jadi sebelum aku benar-benar membunuh orang lebih baik di selesaikan saja, mumpung orangnya ada.

“mo ki bicara apa “ Tanyaku dengan suara serak, aku terserang flu karena menangis  semalaman.

“ ko marah sama saya ?” tanyanya

Ucapannya itu membuat ku tersenyum “ kenapa mo marah ka….” Ujarku dengan nada sedikit tertawa, ucapan ku itu merasa kalau ucapannya nya itu lucu, padahal itu sama sekali tidak lucu, membuat dia hanya terdiam.

Aku menghela nafas berat, mungkin sudah saatnya aku mengatakannya “ sa mau seperti awal lagi “ ujarku.

“maksud mu” sahutnya cepat

“sa aneh dengan semua ini, rasanya tidak normal jika kita berdua terus-terusan bersandiwara” jawabku berat

“aku tidak pernah bersandiwara “ ujarnya kemudian

“apa pun itu, sa benar-benar mo seperti awal lagi, mengantuk sekali ka kak, sudah mi nah, saya duluan “ ujarku pamit, tanpa menunggu ucapannya aku melangkah pergi, kupasang headset ku, ku putar lagu milik nirvana “smile like than spirit”

Tapi lagu itu tetap membuat perasaan ku tidak membaik sama sekali, apalagi mengingat kejadian kemarin.

………

Nila menepuk pundak kencang sambil matanya melirik ke seseorang yang berjalan kearah kami, aku cepat-cepat menarik nila masuk ke dalam kelas, menunggu sampai dia lewat, setelah dia lewat, baru aku menarik nila keluar.

“ikhhhh ko kaya apa saja..sampai kapan ko mo menghindar kah “

“ributnya ini anak “ omelku seraya menariknya pergi
“masih ko sayang ki toh “

“tidak “ jawabku cepat

“balle..balle mi lagi “ ledeknya

“saya bilang  tidak yah tidak “ ujarku tanpa sadar membentaknya “sory la, saya ndak bermaksud…. “ dia menatapku lekat “ tolong jangan bertanya lagi soal itu…” ujarku dan berlalu begitu saja, meninggalkan sahabat baikku.

Seandainya saja ada bisa merasakan apa yang sedang aku rasakan.

……..

Sementara yang lain sibuk pergi asistensi, aku sibuk bermain gitar di kamarku, menyanyikan semua lagu yang pernah aku buat sendiri, aku pasrah jika nilai lab ku dapat E, lebih baik E dari pada aku harus bertemu dengannya, dia asdos untuk lab metalurgi.

Cinta.

Sungguh sesuatu yang luar biasa yang di ciptakan tuhan, dia mampu membuat orang melakukan apa saja, dan sakit hati juga adalah sesuatu yang luar biasa yang di ciptakan tuhan dia pun mampu membuat orang melakukan apa saja.

“ na cariko kak popo “ ujar nila saat datang ke pondok, aku tidak menghiraukan ucapannya, terus ku petik senar gitarku. “ inie dari kak popo “ ujarnya menaruh sesuatu di atas meja ku, setelah itu dia pergi, aku benar-benar jahat memperlakukan sahabatku seperti itu, tapi aku benar-benar tidak ingin mendengar nama itu.

Sebuah buku asistensi yang dia taruh di atas mejaku, aku mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah

………

Tadinya aku begitu mengacuhkan tiket nonton yang di berikan kak ratna di sebelah kamarku, tapi kebosanan ku membuatku mengambil tiket yang tergeletak pasrah di atas meja, filmnya di putar jam 4 dan hampir saja aku terlambat, buru-buru aku berjalan dan aku tidak melihat yang di depan ku, dan aku benar-benar menabrak orang itu, dia menoleh dan sungguh aku tidak bisa melupakan saat itu, dia dan cewek oriental itu, mereka sedang berjalan bersama ,cewek oriental itu memegang tangannya.

“sorry “ ujarku cepat dan aku melangkah pergi , kupasang headset ku, aku tidak sedang memutar lagu, tapi entah kenapa aku memasangnya, rasanya aku benar-benar ingin menghilang secepatnya.

Tak ada lagi niat untuk menonton film, tiket aku buang di tempat sampah, aku tak tahan dan berlari ke toilet, tak ada orang dan kutumpahkan semua tangisku di dalam toilet, satu gulung tissue habis hanya untuk mengahapus air mataku.

Menyesal aku datang dan melihat apa yang harusnya tidak ku lihat, sangat menyakitkan hatiku.

………

“ada waktu ta’……” ujar Regina saat aku baru keluar dari kelas mata kuliah kalkulus 2, aku tidak mau banyak bicara jadi aku mengikutinya menuju kursi di depan rektorat.

“saya pernah dengar ko pacaran sama popo, tapi kau tau tidak kalo popo itu cuman main-main sama kau, sejak dia saya putuskan ki dia ndak pernah serius sama cewek mana pun, apa yang dia lakukan cuman buat hindarin callanya teman-temannya ji“ ujarnya, dan aku hanya tetap diam saja dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya “ sa sekarang sudah kembalian sama popo “ ujarnya menaruh headset dan sebuah pick gitar di dekat ku, setelah itu cewek cantik berwajah oriental itu meninggalkan ku.

Aku hanya bisa menghela nafas, aku tidak tau mana yang lebih terasa rasa lega karna sudah mengetahui yang sebenarnya atau rasa sakit di dadaku karena tau yang sebenarnya. aKu hanya memgambil pick gitar milikku dan headset itu aku tinggalkan begitu saja, aku pernah memberikannya dan tidak akan aku ambil lagi.

……

“tunggu ka” panggil ku nila, dia menunggu ku, dan melihatku heran  “kira-kira masih bisa ka  menyusulkan tidak di’…”

Dia tersenyum dan merangkul pundakku “ tenang mako saja, nanti saya yang loby kak irna tapi klo kak popo ko mo saja “ 

Tatapan-tapan heran menatapku saat aku masuk ke dalam lab, aku tau akan mendapat tatapan seperti itu, jadi aku cuek saja, dia di sana bersama kak irna, dia menatapku lekat, aku hanya tersenyum saja, telah kuputuskan memulai awal yang baru, kisah beberapa 3 bulan yang lalu buatku hanya lah sebuah mimpi buruk yang berbekas.

Awal buatku memang terasa sangat berat, tapi aku berusaha untuk mengatasinya Dan tidak ada alasan aku untuk berlarut-larut.

Dia menyerah kan tugas lab ku yang telah dia ACC “ makasih kak “ ujarku segera memasukkan tugas ku ke dalam tas, lega juga akhirnya tugas Lab ku telah di ACC , dan aku pun lega ternyata aku bisa mengatasi apa yang selama ini aku takuti, aku sampai memuji diri ku sendiriku atas keputusan ku iklas di sakiti dan memaafkan dengan tulus orang yang pernah menyakitiku.

…………….
“wooooooooooooo” seru mereka beserta tepuk tangan saat aku mulai memetik nada gitarku dan menyanyikan lagu yang aku pilih untuk pembuka pestival musik di kampus
Beberapa orang mengikutiku menyanyi, mereka tampak semangat padahal inikan lagu sedih, mungkin hanya aku yang merasakan tentang lagu ini, semua bertepuk tangan saat aku mengakhiri lagu tersebut .

“lagi..lagi…lagi..lagi “ ujar mereka ramai, padahal aku sudah turun dari panggung, tapi panitia memanggilku kembali untuk menyanyikan satu kali lagi lagu milik wonder girls tersebut, mau tidak mau aku menyanyi lagi padahal kan aku hanya penyanyi solo pembuka pestival musik di kampus, tadinya aku ga mau, tapi sebagai salah satu anggota organisasi aku terima saja.

Suasananya kali ini lebih mendukung lampu sengaja sebagian di matikan, sedikit redup, serasa aku lagi konser tunggal saja, dalam hati ku yang paling dalam aku berharap dia ada dan mendengar lagu ini, aku ingin tau kenapa...

 I want nobody nobody but you
 I want nobody nobody but you
 How can I be with another, I don’t want any other
 I want nobody nobody nobody nobody

Why are you trying to, to make me leave you
 I know what you’re thinking
 Baby why aren’t you listening
 How can I just, just love someone else and
 Forget you completely
 When I know you still love me

Telling me you’re not good enough
 My life with you is just too tough
 You know it’s not right so
 Just stop and come back boy
 How can this be when we were meant to be

I want nobody nobody but you
 I want nobody nobody but you
 How can I be with another, I don’t want any other
 I want nobody nobody nobody nobody

Why can’t we just, just be like this
 Cause it’s you that i need and nothing else until the end
 Who else can ever make me feel the way I
 I feel when I’m with you, no one will ever do

Telling me you’re not good enough
 My life with you is just too tough
 You know me enough so you know what I need boy
 Right next to you is where I need to be

I want nobody nobody but you
 I want nobody nobody but you
 How can I be with another, I don’t want any other
 I want nobody nobody nobody nobody

I don’t want no body, body
 I don’t want no body, body

Honey you know it’s you that I want, It’s you that I need Why can’t you see

I want nobody nobody but you
 I want nobody nobody but you
 How can I be with another, I don’t want any other
 I want nobody nobody nobody nobody

Back to the days when we
 were so young and wild and free
 Nothing else matters other than you and me
 So tell me why can’t it be
 please let me live my life my way
 why do you push me away
 I don’t want nobody nobody nobody nobody but you

…………….

 Terlalu cepat ku menyanyangimu
 Tak cukup bercerita
 Namun terlanjur ku mencintaimu
 Meski ku tak mengenalmu


Hingga akhirnya ku terjebak
Dalam kesalahan ku ‘tuk mencintaimu
Hingga kini aku tak mampu untuk melepas diriku
Dan melupakanmu




(Makassar, Aug' 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trip Singkat Lawang sewu & Candi Gedong Songo, Semarang.

" aku pengen ke semarang Mas " ujarku "Ayoo cuss ", dia selalu menjawab dengan seenaknya dia "serius" uj...