“ piping…duluan ka nah “ ujar
nila kepadaku saat pacarnya anak sastra
datang menjemputnya
“yooo” ujarku sambil melambaikan
tangan, dan dia pun pergi bersama soulmatenya itu, semua sudah pulang
masing-masing tinggal lah aku sendiri, tak punya planing seperti yang lainnya,
jalan ke mall, nonton di bioskop, atau jalan ke pantai, aku cewek yang tidak
terlalu suka dengan kegiatan seperti itu, aku lebih suka duduk di depan PC ku
berkutik dengan game atau desainku,
menonton film-film kesukaan atau
OL seharian.
aku akan pulang saja dan
menikmati kegiatan yang ku suka itu, tapi….sesuatu sedang mengangguku, sesuatu
hal, kenapa dia tidak menghubungiku sama sekali, apa dia lupa kalau dia itu
punya pacar yang menantikan sebaris sms darinya.
“weeee adaki adik iparku “ teriak
kak iwan yang lagi main kartu bersama kak roim, kak ancu dan kak uban, aku
hanya tersenyum saja saat mereka memandangi ku bersamaan.
“pasti ko cari si sundala’ itu
toh “ ujar kak roim yang penuh jepitan baju di kupingnya, pasti sangat sakit di
jepit seperti itu.
“tidak ji kak, kangen ka sama
kita yaa…” jawabku duduk di sampingnya.
“balle..balle mi lagi, ngaku mako
saja deh “
“ikh serius ka..kangen sekali ka
sama kak roim “
“serius ko ini… pijat-pijat paeng
dulu “ candanya
“jangko tolo, ndak pernah ki
mandi itu, kotor ki itu tangan mu nanti. Na lengket semua ki itu dakinya” sahut
kak uban
“apa tong ko sundala’, iri ko
saja “ tukas kak roim, aku hanya tertawa mendengar ocehan mereka, ku ambil
gitar yang ada di kursi, gitar milik si dia.
“request ka dulu lagunya Naff “
ujar kak ancu
“akhh lagunya mo Demassive “ Tukas
kak uban cepat
“yang ini mo saja “ ujarku
memetik senar gitar, petikan nadanya membuat mereka berseru ramai, lagu milik
tenri ukke. Lagi ini adalah lagu dangdut Bugis yang pertama kali aku mainkan,
itu pun karena kak roim yang mengerjaiku waktu ospek Maba.
“aseeekk…….sekali lagi “ seru kak
uban
“yang lain mo saja nah, talipat
ki lidah ku klo lagu dangdut “ ucapku menyerah
Seseorang muncul di pintu,
membuatku berhenti memainkan gitar, dia tidak sendiri tapi bersama seorang
cewek cantik berwajah oriental, matanya langsung memandang ku, tatapannya
tampak berbeda, seakan terkejut melihatku ada di base campnya.
“Sundala’ dari mana ko saja, lama
mi piping tunggu ko “ ujar kak roim “ ehhh ada ki regina “ lanjut kak roim saat
menyadari kalau dia datang bersama seorang cewek yang ternyata di kenalnya
“hai kak “ ujarnya cewek tersebut
tersenyum manis
“Regina, mana ki gaby “ Tanya kak
uban, sepertinya semua anak basecamp mengenalnya
“masih ada kuliahnya kak “ ujar
cewek cantik bernama regina tersebut, cewek itu melihatku, ada tatapan tanya di
matanya tapi dia melemparkan ku sedikit senyuman, aku pun membalasnya walaupun
ada perasaan yang tidak enak melandaku.
tiba-tiba saja nada dering ponsel
ku berbunyi, membuatku sangat terkejut , aku segera mengangkatnya “ kenapa
la’?” tanyaku seraya beranjak dari dudukku menuju keluar.
“weee jangko lupa nah, kirim kan
ka tugas mu “ ujar suar cempreng dari seberang sana
“yaaa”
“sudah paeng klo gitu..daaa
piping bussu “ ujarnya sambil mematikan telepon, huuufff dasar nila hanya
seperti itu saja dia pakai acara menelpon tapi aku benar-benar sangat berterima
kasih dia menelponku, menyelamatkanku dari kondisi yang benar-benar membuatku
kaki tangan ku keram.
Aku kembali masuk dan mengambil
tas ku “mo ko kemana piping ?” Tanya kak roim
“adaki nila di pondok ka’,
marah-marah ki karna ku kunci kamarku “ ujarku berbohong
“bah bagaimana ini, baru ki
datang pangerannya nah mo ki pulang tuan putrinya “ ledek kak ancu, dia yang
tak jauh dari tempatku hanya menatapku saja.
“pulang maka semua nah “ pamitku
“apaaa ini popo, kalau ada
orangnya diam kaya patung, kalau ndak ada adddee banyaknya bicaranya…..antar ki
“ ujar kak uban
“jangan mi, nah dekat ji kak “
tukas ku cepat
“dekat di mana nah bisa pecah ki
itu betismu“ tukas kak ancu “ apa ini popo antar ki “
“jangan mi popo, lagian mau ka juga mampir ke indomart” sahutku
sangat cepat, baru kali ini aku menyebut namanya
“aiiiiiiiii, antar mi popo cowok
apa ko itu masa ko biarin cewek mu jalan kaki“ ujar kak roim dengan nada sedikit
agak keras.
“sini sa antar ko “ ujarnya
berjalan duluan keluar dari basecamp, ouh sungguh membuatku tidak enak, apalagi
cewek berwajah oriental itu terus-terusan menatapku, aku mengikutinya keluar.
“jangan mi “ ujarku saat dia
menghampiriku dengan motor merahnya, dia tidak berbicara hanya mengulurkan helm
kepadaku
“jangan mi deh “ ujarku lagi, dia
tidak berbicara hanya menatapku lekat, tatapan matanya memaksaku dan mau tidak
mau aku menerimanya dan naik keboncengan motornya, sepanjang perjalan tidak ada
yang bicara, aku pun tidak niat untuk bicara dengan cowok kurus tinggi yang
membonceng ku ini, aku tidak mengerti sungguh tidak mengerti, cowok yang hanya
jaraknya beberapa centi dariku ini punya status adalah pacarku, tapi kami sama
sekali tidak seperti mengenal.
Tadinya ke indomart hanyalah
alasan tapi dia mampir juga, mau tidak mau aku masuk, padahal sama sekali tidak
ada yang mau aku beli, terpaksa borong cemilan saja, saat keluar dia yang di
tempat parkir sedang asyik berbicara dengan seseorang di telepon, tertawa,
tersenyum, rasanya aku ingin kembali masuk ke indomart tapi telat dia
melihatku, dia segera menutup pembicaraanya.
Sepanjang perjalanan ke pondokan
ku pun dia tetap tidak berbicara, tidak sepatah kata pun yang keluar dari
mulutnya.
“ndak mampir ko?” tawarku saat
sudah sampai di depan pondokan ku
“tidak……pulang maka nah “
ujarnya, aku hanya mengangguk, dan dia pergi tanpa berkata apa-apa lagi.
Aku segera masuk kepondok,
kamarku adalah hal yang paling ku ingin kan sekarang, kamar yang tidak terlalu
luas, tapi lebih luas dari dunia.
“ada yang salah kah? “ guman ku
duduk di tempat tidurku, memikirkan apa yang terjadi, kenapa dia begitu cuek
dengan ku, dia memang cowok yang cuek tapi kenapa begitu cuek, seperti aku ini
bukan apa-apa baginya.
Belum lagi cewek oriental itu
benar-benar mengganggu fikiran ku, dia siapa, si cuek itu kenal dimana, dan
kenapa mereka kelihatan begitu akrab, dan siapa yang tadi berbicara dengannya
di telepon sampai dia tertawa dan tersenyum seperti orang gila, padahal dia
tidak pernah seperti itu padaku.
Huuuuuuuufffffffttt, sungguh
menyakitkan kepalaku.
Kuambil gitar ku, dan mulai
menyanyi seperti orang gila, yah itulah aku jika kepalaku sakit, aku akan
menggila dengan gitarku, setelah perasaan ku membaik baru aku berhenti.
……………..
“kenapa kalian ini, susah sekali,
kelompok yang lain saja sudah maju “ bentak senior gondrong kepada kelompok
kami yang belum memutuskan siapa yang akan mewakili kelompok kami untuk pentas
sefakultas teknik, semua terdiam dan tidak ada tanda-tanda akan ada yang maju.
“tolo’ kalian semua ini “
bentaknya lagi mengagetkan ku, dasar senior seenak-enaknya saja, dan entah apa
yang membuatku memberanikan diri berdiri, senior itu menatapku.
“mo ko apa ?” tanyanya
“saya saja yang wakili kak “
ujarku
“bisa ko apa ?” tanyanya
“kakak liat mi saja saya bisa apa
“ ujarku sok berani
“rewanya ini anak “ ujarnya keras
yang langsung membuat jiwa pemberontak ku jadi ciut kaya balon yang bocor “ maju ko sana, jangko asal tampil ji “
ejeknya, aku segera maju bergabung dengan wakil-wakil kelompok lain
Semua berkumpul di aula yang
begitu besar, setahuku dari kakak ku tidak ada hal seperti ini, saat inagurasi
baru pentas seperti ini, semua bertepuk meriah saat kelompok anak teknik
perkapalan selesai mementaskan drama mereka dan ternyata adalah tiba giliran
ku. Aku cukup deg-degan, dengan modal gitar pinjaman dari senior pendamping aku
pun maju, mereka menyoraki ku, sorakan menyepelekan, mungkin tidak terbiasa
melihat cewek dengan gitar.
Beberapa kali aku menghela nafas,
setelah ku mantapkan diriku, kumulai memetik senar gitar, dan petikan pertamaku
dan selanjutnya membuat beberapa orang bersorak, tentu saja karena pasti mereka
tau lagu apa yang aku nyanyikan lagu I’m yours milik Jason miraz, rasa grogi
hilang saat beberapa orang mengikutiku bernyanyi ternyata banyak juga yang
hobby nyanyi, rasanya aku seperti konser tunggal saja, menyenangkan, dan
tepukan ramai mereka hadiahkan padaku..
“mau ko kemana ?” ujar si senior
gondrong yang tadi menyepelekan ku saat aku berdiri
“selesai mi kak “ ujarku sok-sok
hormat padahal aku muak
“siapa yang bilang….ini
indonesia,Makassar , jadi jangan mako
british ki di sini “ ujarnya dengan suara galak, “lagu dangdut bugis ko “ ujarnya.
Whattttt…aku hampir pingsan
mendengarnya, dangdut…beberapa orang tertawa “kenapa diam “ Tanyanya lagi
“tidak sa tau ki kak “ ujarku
“ko orang apa?” tanyanya galak
“emm…orang bugis kak “ jawabku ragu
“begini sudah anak indonesia,
lagu daerah sendiri tidak tau, tapi kalau lagu luar na hafal sekali, mo jadi
apa kalian itu, kalau karya daerah sendiri kalian tidak tau, pantas saja Negara
luar selalu mau mengklaim budaya kita, karena anak bangsanya sediri saja tidak
bisa menghargai…”ujarnya berorasi “coba liat kanda kalian, kanda popo dia
senior paling gammara di teknik, juara debat bahasa inggris, tapi dia tidak pernah malu menyanyi lagu
daerahnya, tapi kalian jangan kan menyanyi, berbicara bahasa daerah sesama suku
saja kalian malu “
“kau tugas mu belum selesai, cari
ko kanda popo dalam 20 menit ko kembali ke sini sudah bisa nyanyiko lagu
bugis”perintahnya padaku
Kanda popo?, kanda popo?,
orangnya yang seperti apa?, para senior hanya bilang di sekretnya anak teknik
mesin “kak yang mana kanda popo ?” Tanya ku ke cowok gondrong yang lagi asyik
dengan netbooknya, dia memperhatikan ku “ piping toh “ ujarnya menyebut namaku,
sepertinya dia mengenalku
“iya kak “ jawab ku
“besarnya mi ini anak, temannya
kak kacemu anca, maba di sini ko juga ?”
“iya kak “
“mo ko apa cari popo ?” tanyanya
Aku pun menceritakan apa yang
terjadi, dan dia hanya tertawa “memang bigitu roim,….”gumannya “itu sana orang yang ko cari “ dia menunjuk seseorang yang
sibuk dengan komputernya dengan headset di kepalanya “sana mako ndak galak ji
cuman freezer ki saja “
Aku pun melangkah mengahampiri
orang yang di maksud, beberapa kali di panggil dia tidak menoleh, bagaimana mau
menoleh kalau telinganya tertutup headset, terpaksa aku menepuk bahunya dan dia
segera menoleh, tatapan heran melihatku, dia menurunkan headset nya
“kak minta waktu ta sebentar “
ujarku dengan ragu-ragu
Dan kuceritakan kenapa aku
mencarinya, dia tidak berbicara apa-apa, hanya mengambil gitar yang tak jauh
darinya, dan mulai memetik gitarnya, kuperhatikan kunci-kunci apa saja,
ternyata mudah saja hanya 4 kunci saja petikannya pun tidak susah, hanya
sedikit aneh saja kurasa karena, baru kali ini memainkan nada dangdut, tapi
ternyata hal yang paling susah adalah menghafal liriknya, benar-benar bahasa
bugis, aku sampai di printkan liriknya
Berkali-kali aku salah
mengucapkan kata, Aku memang orang bugis, tapi dari kecil tinggal di Papua dan
saat kelas 2 SMA baru pindah ke makassar, pace sama mace orang sibuk, jarang di
rumah, bahasa yang di gunakan juga bahasa Indonesia.
Tepat 20 menit aku kembali ke
aula, saat itu sekelompok cowok-cowok berseragam yang sama dengan ku sedang
bernyanyi dengan di iringan gitar.
“bagaimana sudah mi “Tanya senior
gondrong itu
“sudah mi kak “ jawab ku ragu
“yakin itu sudah “
“iya kak “
Aku kembali ke panggung,
jantungku berdebar begitu kencang sangat kencang, seandainya saja bisa
terdengar pasti mereka semua akan tertawa, ampun aku lupa dengan petikan lagu
tersebut, nadanya liriknya, tiba-tiba saja hilang, padahal sebelumnya aku tidak
pernah demam panggung kaya gini, mungkin
karena lagunya lagu dangdut, senior gondrong yang mengerjai ku itu menatapku
lekat, seperti ingin menggigitku saja, kali ini matilah aku.
Kulihat cowok yang mengajariku
tadi itu datang berdiri di samping senior gondrong bernama kak roim, dia
sepertinya tau bahwa aku sedang kacau. Dia menggerakkan tangannya menunjuk
kedua matanya dan menggunakan dua tangannya menutup matanya.
Aku mengerti ternyata dia
menyuruhku menutup mata, aku segera menutup mataku, aku mengingat sesuatu kata
kak anca yang pertama kali mengajariku bermain gitar dengan menutup mata ko akan lebih fokus.
Anggap tidak ada orang hanya kamu
sendiri, tidak ada siapa-siapa..
Aku menggerak kan tangan ku mulai
memetik senar-senar gitar, jari-jari ini seakan tau sendiri nada-nada lagu itu,
dan aku pun seakan ingat apa yang tertulis di kertas yang di print tadi,
sungguh luar biasa menurutku.
Semua bertepuk tangan saat aku
sudah menyelesaikan lagu dangdut bugis pertamaku
Tapi ternyata senior gondrong itu
tak puas, dia bilang aku terlambat dua menit dan aku dia menghukumku, kengkreng
10 kali di atas panggung. Sungguh hari yang luar biasa, sangat luar biasa
karena untuk pertama kalinya aku menyanyikan lagu dangdut bugis, dan untuk
pertama kali aku bertemu dengan dia, Mr.Freezer
……
Sepanjang malam ini aku galau,
ada apa dengan dia, dia sama sekali benar-benar tidak menghubungiku, padahal
aku benar-benar berharap walau hanya 1 sms, sungguh membuatku bingung, apa aku
salah, tapi salah apa, atau jangan-jangan dia memang tidak pernah punya
perasaan dengan ku.
“sini ko dulu tomboy “ senior
gondrong bernama kak roim memanggilku, aku yang berencana segera pulang ke
pondok mengurungkan niatku, padahal mau
tidur capek seharian kuliah full dari pagi sampai sore.
“dicari ko popo “ ujarnya,
Cowok yang punya panggilan popo yang ada di dekatnya hanya melirik ku
saja
“kenapa kak ?” tanyaku dengan
suara lemas, aku lapar dan sangat mengantuk, wajahku pun sepertinya sudah
sangat acak-acakan
“bah masa pake nanya ko piping “
ujar kak uban, teman kaceku “ nasuka ko itu makanya na cari ko “
“jangko percaya “ ujar kak popo
cepat, dia kelihatan sangat salah tingkah
“apa ji popo, kalau ada orangnya
ndak jujur mi itu, coba kalau ndak ada ko terus itu na fikir piping ……piping
ooh piping“
“apa semua ini…” kak popo
dia mengambil tasnya dan melangkah pergi, sepertinya dia tidak suka dengan
candaan teman-temannya
“apa ji ko popo masa sama cewek
manis saja ciiut ki “ ledek ka roim, membuat kak popo berhenti melangkah dan
kembali, dari matanya dia kelihatan kesal dengan ocehan-ocehan teman-temannya
yang gila itu.
“sini sa antar ko pulang “ dia menarik
tas ransel ku, aku hampir terjatuh saat dia menarikku, aku sudah seperti
kambing, dia mengantar ku pulang ke pondok, ngantarnya sih pake jalan kaki
sepanjang jalan jadi perhatian, dan satu hal sepanjang jalan ga ada yang bicara
bahkan dia pasang headsetnya, tapi jika aku memperlambat langkah ku dia akan
juga memperlambat langkahnya.
Besok harinya, sudah tersebar
berita kalau aku jadian dengan kak popo, padahal dia hanya mengantar ku pulang.
Membuat ku tidak enak jika bertemu dengannya di koridor dan anak-anak yang lain
akan memperlakukan ku sama, menatap dengan tatapan yang aneh.
Gosip itu ternyata jadi nyata,
dia mengajak ku makan di jasbog, padahal begitu banyak mahasiswa yang sedang
makan di sana, mengambil meja di pinggir, tak ada kursi yang tersisa hanya yang
ada di sampingnya.
Memesan 2 mangkok bakso, dan 2
dua es teh,
“weee..popo makan
dan ngajak-ngajak” seorang cewek menghampiri “popo punya ka dua tiket
nonton, tadinya mau ka pergi sama egi tapi dia ndak jadi, bagaimana klo pergi
ki sama “
“saya sudah ada janji juga mo
nonton“ jawab kak popo cepat
“janji…janji sama sapa mi sede”
“sama di sebelah ku “ , cewek itu
memperhatikan ku “ pacarku “ ujar kak
popo membuatku hampir tersedak dengan kuah bakso yang pedas banget
“knapa lama sekali ko makan,
telat ki nanti nonton “ ujar kak popo
padaku, dia berdiri dari duduknya membayar makanan dan datang lagi menarik
tasku, menariku pergi, ouh sungguh terlalu.
Sejak itu lah, entah bermula dari
mana, semua tau kalau kami pacaran, padahal si tinggi kurus itu sama sekali
tidak pernah bilang “ ku suka ki, mau ki jadi pacar ku kah “
Awal, aku sama sekali tidak punya
rasa dengannya, benar-benar tidak punya rasa sama sekali, tapi dia yang begitu
cuek membuatku sangat penasaran, dan lama kelamaan aku punya juga rasa itu,
jantung ku selalu dag dig dug jika bertemu dengannya, dalam waktu sebulan jika
dia tidak bertemu dengannya aku akan uring-uringan, dalam waktu dua bulan aku
tau dia seperti apa, Mr. Freezer, super cuek, Beku, hanya berbicara seadanya
kepadaku, tidak pernah sms kecuali bertanya soal tugas kuliah, aku sekelas
dengannya di mata kuliah yang dia ulang, dia tidak pernah datang ke pondokan
ku, hanya sekali-kali mengajak ku keluar itu pun hanya mengajak ku makan, setelah
itu mengantar ku pulang.
Dan sekarang aku pun mulai
bertanya pada diriku sendiri, sikapnya seakan menunjukkan kalau aku ini
bukanlah siapa-siapa buat dia, mungkin dia hanya ingin menyelamatkan diriku
dari gangguan teman-temannya, menyelamatkan diriku dan dirinya dari
gossip-gosip di kampus.
……………………..
“sudahlah “ itu yang aku katakan
pada diriku saat dia mengacuhkan ku selama 1 minggu, dan aku juga sama sekali
tidak pernah mencoba untuk menghubunginya lebih dulu, aku cewek periang tapi
untuk masalah seperti ini aku memilih diam, tidak ingin memulai, jika memang
dia memang peduli, tentu dia akan menghubungiku , tapi kenyataannya dia memang
tidak pernah peduli.
Jadi kufikir yah sudah lah,
lagian sejak awal dia tidak pernah melakukan PDKT kepadaku, dia tidak pernah
bilang suka denganku jadi wajar jika terjadi hal seperti ini. Dan saatnya
menyudahi apa yang telah terjadi
Aku bersyukur dia tidak ada di sekret
nya saat aku mengantarkan sweternya, sweter yang dia pinjamkan kepadaku saat
bertemu dengannya di tempat parkir, saat itu hujan dan aku memaksa diriku untuk
segera pulang “cepatnya pulang piping “ ujar kak nina pacarnya kak roim, dia
mengenal ku aku pun begitu, karena dia juga salah satu teman kace ku.
“mau pulang kerumah di minasaupa
kak “
“ada kak anca di sana kah ?”
“ndak ada kak, belum pi pulang “
“terus apa paeng mo ko ambil di
manasaupa ?” Tanya kak roim
“ada macea datang, besok mau ki
pulang jadi mau ka nginap di sana “ aku pun segera pamit, aku takut jika dia
datang , buru-buru keluar ternyata aku bertemu juga dengannya pas di depan jalan menunggu taxi pesanan ku, pertemuan
yang sedikit membuat perasaan ku sakit, dia tidak sendiri, tapi dengan cewek
oriental itu. Untungnya taxi pesanan ku datang,
tanpa bicara apapun aku segera naik.
Sepanjang perjalanan perasaan ku
sungguh kacau, sakit yang tertahan, banyak fikiran negatif yang mengangguku,
begitu banyak pertanyaan yang tidak kudapatkan jawabannya.
Dia benar-benar tidak peduli,
seharusnya dia mengerti akan sikapku tadi yang sama sekali tidak menyapanya,
dia kirim sms kah atau apakah, benar-benar sama sekali tidak perduli, dia
mengacuhkan ku begitu saja.
“mo ki kemana dek “ Tanya si
sopir taxi
Cepat-cepat aku menghapus air
mataku “ ke minasaupa pak “
……
Kuhentikan langkah ku saat aku
tau siapa yang sedang berdiri di depan halte, dia menatap ku lekat, ku buang
pandangan ku ke tempat lain.
“mau ka bicara sama kau “
Sebenarnya aku sangat mengantuk
dan perasaanku sangat begitu kacau, tapi jika memendam terlalu lama, aku yakin
aku bisa membunuh orang, jadi sebelum aku benar-benar membunuh orang lebih baik
di selesaikan saja, mumpung orangnya ada.
“mo ki bicara apa “ Tanyaku
dengan suara serak, aku terserang flu karena menangis semalaman.
“ ko marah sama saya ?” tanyanya
Ucapannya itu membuat ku tersenyum
“ kenapa mo marah ka….” Ujarku dengan nada sedikit tertawa, ucapan ku itu
merasa kalau ucapannya nya itu lucu, padahal itu sama sekali tidak lucu,
membuat dia hanya terdiam.
Aku menghela nafas berat, mungkin
sudah saatnya aku mengatakannya “ sa mau seperti awal lagi “ ujarku.
“maksud mu” sahutnya cepat
“sa aneh dengan semua ini,
rasanya tidak normal jika kita berdua terus-terusan bersandiwara” jawabku berat
“aku tidak pernah bersandiwara “
ujarnya kemudian
“apa pun itu, sa benar-benar mo
seperti awal lagi, mengantuk sekali ka kak, sudah mi nah, saya duluan “ ujarku
pamit, tanpa menunggu ucapannya aku melangkah pergi, kupasang headset ku, ku
putar lagu milik nirvana “smile like than spirit”
Tapi lagu itu tetap membuat
perasaan ku tidak membaik sama sekali, apalagi mengingat kejadian kemarin.
………
Nila menepuk pundak kencang
sambil matanya melirik ke seseorang yang berjalan kearah kami, aku cepat-cepat
menarik nila masuk ke dalam kelas, menunggu sampai dia lewat, setelah dia
lewat, baru aku menarik nila keluar.
“ikhhhh ko kaya apa saja..sampai
kapan ko mo menghindar kah “
“ributnya ini anak “ omelku
seraya menariknya pergi
“masih ko sayang ki toh “
“tidak “ jawabku cepat
“balle..balle mi lagi “ ledeknya
“saya bilang tidak yah tidak “ ujarku tanpa sadar
membentaknya “sory la, saya ndak bermaksud…. “ dia menatapku lekat “ tolong
jangan bertanya lagi soal itu…” ujarku dan berlalu begitu saja, meninggalkan
sahabat baikku.
Seandainya saja ada bisa
merasakan apa yang sedang aku rasakan.
……..
Sementara yang lain sibuk pergi
asistensi, aku sibuk bermain gitar di kamarku, menyanyikan semua lagu yang
pernah aku buat sendiri, aku pasrah jika nilai lab ku dapat E, lebih baik E
dari pada aku harus bertemu dengannya, dia asdos untuk lab metalurgi.
Cinta.
Sungguh sesuatu yang luar biasa
yang di ciptakan tuhan, dia mampu membuat orang melakukan apa saja, dan sakit
hati juga adalah sesuatu yang luar biasa yang di ciptakan tuhan dia pun mampu
membuat orang melakukan apa saja.
“ na cariko kak popo “ ujar nila
saat datang ke pondok, aku tidak menghiraukan ucapannya, terus ku petik senar
gitarku. “ inie dari kak popo “ ujarnya menaruh sesuatu di atas meja ku,
setelah itu dia pergi, aku benar-benar jahat memperlakukan sahabatku seperti
itu, tapi aku benar-benar tidak ingin mendengar nama itu.
Sebuah buku asistensi yang dia
taruh di atas mejaku, aku mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah
………
Tadinya aku begitu mengacuhkan
tiket nonton yang di berikan kak ratna di sebelah kamarku, tapi kebosanan ku
membuatku mengambil tiket yang tergeletak pasrah di atas meja, filmnya di putar
jam 4 dan hampir saja aku terlambat, buru-buru aku berjalan dan aku tidak
melihat yang di depan ku, dan aku benar-benar menabrak orang itu, dia menoleh
dan sungguh aku tidak bisa melupakan saat itu, dia dan cewek oriental itu,
mereka sedang berjalan bersama ,cewek oriental itu memegang tangannya.
“sorry “ ujarku cepat dan aku
melangkah pergi , kupasang headset ku, aku tidak sedang memutar lagu, tapi
entah kenapa aku memasangnya, rasanya aku benar-benar ingin menghilang
secepatnya.
Tak ada lagi niat untuk menonton
film, tiket aku buang di tempat sampah, aku tak tahan dan berlari ke toilet,
tak ada orang dan kutumpahkan semua tangisku di dalam toilet, satu gulung
tissue habis hanya untuk mengahapus air mataku.
Menyesal aku datang dan melihat
apa yang harusnya tidak ku lihat, sangat menyakitkan hatiku.
………
“ada waktu ta’……” ujar Regina saat
aku baru keluar dari kelas mata kuliah kalkulus 2, aku tidak mau banyak bicara
jadi aku mengikutinya menuju kursi di depan rektorat.
“saya pernah dengar ko pacaran
sama popo, tapi kau tau tidak kalo popo itu cuman main-main sama kau, sejak dia
saya putuskan ki dia ndak pernah serius sama cewek mana pun, apa yang dia
lakukan cuman buat hindarin callanya teman-temannya ji“ ujarnya, dan aku hanya
tetap diam saja dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya “ sa sekarang sudah
kembalian sama popo “ ujarnya menaruh headset dan sebuah pick gitar di dekat
ku, setelah itu cewek cantik berwajah oriental itu meninggalkan ku.
Aku hanya bisa menghela nafas,
aku tidak tau mana yang lebih terasa rasa lega karna sudah mengetahui yang
sebenarnya atau rasa sakit di dadaku karena tau yang sebenarnya. aKu hanya
memgambil pick gitar milikku dan headset itu aku tinggalkan begitu saja, aku
pernah memberikannya dan tidak akan aku ambil lagi.
……
“tunggu ka” panggil ku nila, dia
menunggu ku, dan melihatku heran
“kira-kira masih bisa ka
menyusulkan tidak di’…”
Dia tersenyum dan merangkul
pundakku “ tenang mako saja, nanti saya yang loby kak irna tapi klo kak popo ko
mo saja “
Tatapan-tapan heran menatapku
saat aku masuk ke dalam lab, aku tau akan mendapat tatapan seperti itu, jadi
aku cuek saja, dia di sana bersama kak irna, dia menatapku lekat, aku hanya
tersenyum saja, telah kuputuskan memulai awal yang baru, kisah beberapa 3 bulan
yang lalu buatku hanya lah sebuah mimpi buruk yang berbekas.
Awal buatku memang terasa sangat
berat, tapi aku berusaha untuk mengatasinya Dan tidak ada alasan aku untuk
berlarut-larut.
Dia menyerah kan tugas lab ku
yang telah dia ACC “ makasih kak “ ujarku segera memasukkan tugas ku ke dalam
tas, lega juga akhirnya tugas Lab ku telah di ACC , dan aku pun lega ternyata
aku bisa mengatasi apa yang selama ini aku takuti, aku sampai memuji diri ku
sendiriku atas keputusan ku iklas di sakiti dan memaafkan dengan tulus orang
yang pernah menyakitiku.
…………….
“wooooooooooooo” seru mereka
beserta tepuk tangan saat aku mulai memetik nada gitarku dan menyanyikan lagu
yang aku pilih untuk pembuka pestival musik di kampus
Beberapa orang mengikutiku
menyanyi, mereka tampak semangat padahal inikan lagu sedih, mungkin hanya aku
yang merasakan tentang lagu ini, semua bertepuk tangan saat aku mengakhiri lagu
tersebut .
“lagi..lagi…lagi..lagi “ ujar mereka ramai, padahal aku sudah turun
dari panggung, tapi panitia memanggilku kembali untuk menyanyikan satu kali
lagi lagu milik wonder girls tersebut, mau tidak mau aku menyanyi lagi padahal
kan aku hanya penyanyi solo pembuka pestival musik di kampus, tadinya aku ga
mau, tapi sebagai salah satu anggota organisasi aku terima saja.
Suasananya
kali ini lebih mendukung lampu sengaja sebagian di matikan, sedikit redup,
serasa aku lagi konser tunggal saja, dalam hati ku yang paling dalam aku
berharap dia ada dan mendengar lagu ini, aku ingin tau kenapa...
I want nobody nobody but you
I want nobody nobody but you
How can I be with another, I don’t want any
other
I want nobody nobody nobody nobody
Why are you trying to,
to make me leave you
I know what you’re thinking
Baby why aren’t you listening
How can I just, just love someone else and
Forget you completely
When I know you still love me
Telling me you’re not
good enough
My life with you is just too tough
You know it’s not right so
Just stop and come back boy
How can this be when we were meant to be
I want nobody nobody
but you
I want nobody nobody but you
How can I be with another, I don’t want any
other
I want nobody nobody nobody nobody
Why can’t we just, just
be like this
Cause it’s you that i need and nothing else
until the end
Who else can ever make me feel the way I
I feel when I’m with you, no one will ever do
Telling me you’re not
good enough
My life with you is just too tough
You know me enough so you know what I need boy
Right next to you is where I need to be
I want nobody nobody
but you
I want nobody nobody but you
How can I be with another, I don’t want any
other
I want nobody nobody nobody nobody
I don’t want no body,
body
I don’t want no body, body
Honey you know it’s you
that I want, It’s you that I need Why can’t you see
I want nobody nobody
but you
I want nobody nobody but you
How can I be with another, I don’t want any
other
I want nobody nobody nobody nobody
Back to the days when
we
were so young and wild and free
Nothing else matters other than you and me
So tell me why can’t it be
please let me live my life my way
why do you push me away
I don’t want nobody nobody nobody nobody but
you
…………….
Terlalu cepat
ku menyanyangimu
Tak cukup
bercerita
Namun terlanjur
ku mencintaimu
Meski ku tak
mengenalmu
Hingga akhirnya ku terjebak
Dalam kesalahan
ku ‘tuk mencintaimu
Hingga kini aku
tak mampu untuk melepas diriku
Dan melupakanmu
(Makassar, Aug' 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar